Dalam upaya memperkuat sistem penjaminan mutu yang unggul dan berstandar internasional, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani melakukan kunjungan benchmarking (magang) ke Kantor BPMI Universitas Muhammadiyah Malang selama seminggu mulai dari hari senin 17 November 2025 sd 22 November 2025 sekaligus bentuk peaksanaan Magang Program PP-PTS Kemitraan tahun 2025.
Team LPM STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani disambut hangat oleh Kepala BPMI Universitas Muhammadiyah Malang ( Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si, beserta jajaran di Gedung GBK1 UMM. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi akseleratif LPM STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani menuju pengakuan nasional sebagai kampus yang bersaing.
“Kami ingin mempelajari secara langsung bagaimana UMM mengelola mutu institusionalnya—mulai dari business process, struktur organisasi, hingga strategi reputasi,” ujar Yudi Sutaryana, M.Kom (Selaku Ketua Team)
Salah satu hal yang menarik perhatian adalah adalah monitoring SPMI UMM sudah by aplikasi (iQASS), mulai dari proses penetapan, pelaksanaan, peningkatan, pengendalian dan evaluasi. Dr. Samin (Sekretaris BPMI UMM) iQASS ini menjadi solusi cepat untuk mempermudah proses SPMI di perguruan tinggi dan menjadi indikator utama melihat proses sebuah perguruan tinggi berjalan atau tidak.
Muhammad Azmi, M.Kom menyampaikan kekagumannya atas integrasi antara mutu internal dan reputasi luar biasa BMPI UMM.
“Ini bukan hanya soal akreditasi, tapi bagaimana UMM mengorkestrasi semua lini untuk bergerak serempak menuju standar dunia.” Ucap Azmi.
Dalam sesi diskusi, tim LPM STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani juga mendalami sistem manajemen mutu UMM yang sudah terdigitalisasi, memungkinkan pemantauan mutu secara real-time dan berkelanjutan. Struktur organisasi BPMI UMM yang ramping dan efisien pun menjadi topik pembelajaran penting.
“Benchmarking ini adalah langkah awal dari sinergi besar dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi tegas Azmi.
Fitriani (TIM LPM STMIK SZ NW), menilai integrasi teknologi informasi dalam penjaminan mutu UMM sebagai model yang perlu ditiru.
“Sistem seperti ini bisa kami adaptasi untuk memperkuat monitoring mutu di LPM STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani,” ujarnya.
Kegiatan benchmarking (Magang) ini ditutup dengan sesi foto bersama dan pertukaran cinderamata sebagai simbol kolaborasi. Kedua institusi sepakat membuka peluang kerja sama lanjutan, termasuk pelatihan dan pengembangan kapasitas SDM.


No responses yet